Patriot Geofisika

>>> Lebih baik gagal dari pada tidak mencoba sama sekali..............
>>> Semua kan indah pada waktunya.......

Kamis, 09 Desember 2010

HAGI KOMWIL SUMSEL



.
HIMPUNAN AHLI GEOFISIKA INDONESIA
(THE INDONESIAN ASSOCIATION OF GEOPHYSICISTS)


 


Selamat atas dilantiknya Bapak Prof. Dr.  Ir. Eddy Ibrahim, MS. sebagai Ketua Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Komisariat Wilayah Sumatera Selatan (HAGI Komwil Sumatera Selatan).
Oleh Bapak Elan Biantoro, President HAGI Pusat.

Pada Hari Kamis, 09 Desember 2010 bertempat di Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya (PPS UNSRI), Palembang – Sumatera Selatan



PELANTIKAN PENGURUS DAN ANGGOTA
HAGI (HIMPUNAN AHLI GEOFISIKA INDONESIA)
KOMWIL SUMATERA SELATAN



Ketua               : Prof. Dr. Ir. Eddy Ibrahim, MS
Wakil Ketua     : Dr. Azhar Khaliq Affandi, M.S
Sekretaris         : Sutopo, S.Si, M.Si

Anggota           : Alumni – alumni Geofisika


Dihadiri oleh     : Bpk. Elan Biantoro                 (President HAGI Pusat)
                          Bpk. Mrtinus Sembiring          (VP Organitation HAGI Pusat)

-         Perwakilan BMKG Palembang
-         Perwakilan Poltek AKAMIGAS Palembang
-         Fakultas MIPA, TEKNIK, Universitas Sriwijaya
-         Alumni – alumni Bidang Ilmu Geofisika Sumatera Selatan
-         Civitas Akademika Universitas Sriwijaya
-         Mahasiswa/i Jurusan MIPA-Fisika dan Teknik Pertambangan UNSRI

Tempat/Waktu : Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya. Palembang –     Sumatera Selatan/ 09 Desember 2010


Ulasan Bpk Elan Biantoro:

Menyadari akan pentingnya ilmu geofisika untuk menyingkap rahasia apa yang terkandung di dalam bumi Indonesia, maka beberapa orang yang menamakan dirinya ahli geofisika memandang perlu mendirikan suatu asosiasi geofisika, itulah sekelumit wacana terbentuknya HAGI

 Promosi Geoscience
-         Geofisika
-         Geologi
-         Pertambangan
-         Geokimia
Ke empatnya adalah satu kesatuan yang harus saling berikatan bukan saling bersaing, sehingga kita bisa meng aplikasikannya ke masyarakat luas, salah satu contoh tentang Geofisika, Peranan Penting HAGI terhadap masyarakat yaitu bisa mensosialisakan lansung misalnya tentang bencana Alam (Gempa Bumi, Tsunami, Curah Hujan dll) Terlepas dari apa yang telah dilakukan pemerintah melalui BMKG. Ujar Beliau

Peranan lain nya di organisasi ini (HAGI) adalah bisa belajar banyak terhadap ilmu di bidang Geofisika melalui pendahulu – pendahulu, beliau menambahkan lagi bahwa HAGI juga punya sumbangsih terhadap mahasiswa/i……..
Yaitu:  - Bantuan Delegasi (Pembicara/Pemateri/Pemakalah)
-         Financial (Bantuan Proposal)
-         Training Organitation
-         Network
Beliau juga menegaskan bahwa HAGI akan membantu jika ide kreatif mahasiswa dikembangkan melalui kegiatan2 ilmiah……….
Saran dari beliau: Untuk Pengurus, Anggota dan Mahasiswa jadikanlah HAGI ini sebagai wadah untuk kita terus belajar lebih banyak lagi dan mengkreasikan ilmu2 di bidang geofisika……
Berjuang bersama2 dengan organisasi lain seperti HIMAGI, HMG, SC AAPG dll. Untuk menjadikan ilmu geofisika di kenal di masyarakat dan betapa penting ilmu ilmu geofisika di kehidupan sehari-hari…………..
Ucapan terakhir beliau :  Semangat kebangsaan ditanamkan (garuda di dadaku) seperti timnas………hhhhhe

Bpk Martinus Sembiring ( V.P. Organitation HAGI): Kegiatan2 HAGI
Publikasi
Suatu majalah ilmiah adalah ukuran sampai di mana kekuatan profesionalnya himpunan. Kita harus mulai dengan semangat baru mengisi jurnal kita yang bernama “GEOFISIKA”. Kini nama majalah tersebut diganti menjadi JURNAL GEOFISIKA. Hendaknya semua anggota HAGI merasa berkewajiban menyumbangkan buah karyanya dalam bentuk tulisan di majalah tersebut..
Kegiatan Ilmiah
Di samping kegiatan rutin seperti PIT dan pekerjaan sehari-hari, HAGI secara sporadik juga melakukan kursus-kursus berkelanjutan (continuing education). Peserta kebanyakan terdiri dari para geofisikawan junior dan juga para karyawan geofisika dari beberapa instansi pemerintah maupun swasta.


 Kegiatan Sosial
Penyuluhan tentang terjadinya gempabumi serta cara penyelamatan dari bencana telah dilakukan di Medan, Padang, Begkulu, Lampung dan Yogya.

Ketua HAGI KOMWIL SUMSEL
Bpk Edi Ibrahim :

Terima Kasih atas semua dukungan semua lapisan sehingga acara ini terselengara

Singkat beliau berkata, Isi dan Gunakan Wadah HAGI ini untuk aktif bersama2 dalam pembangunan bangsa khususnya daerah SUMSEL, karena kita sumsel dipercayai oleh Presiden RI sebagai Lumbung Energi maka dari itu komitmen dari HAGI SUMSEL untuk berpastisipasi terhadap daerah.............   


PENDAFTARAN

HUBUNGI; 081377578493 (PATRIOT)
Isi Formulir
Biaya Reg: Rp. 100.000 / 1 Tahun
Plus ID Card
 

Rabu, 01 Desember 2010

coal mining samarinda, indonesian,



Banjir yang kerap melanda Samarinda kini akibat kerusakan lingkungan karena "Kota Tepian" itu "dikepung" oleh 44 perusahaan batubara, sehingga untuk mengatasinya perlu meninjau ulang izin-izin pertambangan tersebut.
"Menghentikan izin perusahaan batubara itu sangat sulit karena pemerintah sudah terlanjur mengeluarkan izin. Kalau secara sepihak dihentikan maka pihak perusahaan bisa saja melakukan gugatan," kata pengamat lingkungan Kalimantan Timur, Ir. Ambrianto Amin di Samarinda, Rabu.
Ambrianto Amin yang juga dikenal sebagai staf ahli bidang kehutanan dan lingkungan di DPRD Kaltim itu menjelaskan bahwa sebagian perusahaan batubara yang kini mengupas lahan di Samarinda sudah memegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B), sehingga tidak bisa dihentikan secara sepihak karena memegang izin eksploitasi jangka panjang.
"Perusahaan batubara tersebut baru bisa dihentikan apabila melanggar PKP2B atau melakukan pencemaran lingkungan, namun apabila mereka memenuhi kewajibannya tidak bisa dhentikan begitu saja," imbuh dia.
Khusus untuk perusahaan pemegang KP (kuasa penambangan) batubara yang dikeluarkan Pemkot Samarinda, katanya menambahkan, masih bisa ditinjau ulang sehingga butuh "political will" (kemauan politik) dari pemerintah kota dan DPRD setempat untuk lebih mengutamakan masalah lingkungan ketimbang hanya keinginan menambah PAD (pendapatan asli daerah).
"Kalau alasannya untuk menambah PAD maka lebih banyak sektor lain yang bisa digarap tanpa harus mengorbankan rakyat karena merasakan langsung dampak kerusakan lingkungan antara lain banjir dan tanah longsor," kata mantan Direktur Ekskutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kaltim itu.
Ia sependapat dengan mantan Rektor Universitas Mulawarman Samarinda, Prof Dr. (almarhum) Yunus Rasyid yang menyatakan bahwa potensi batubara di perut bumi Kaltim --termasuk di Samarinda-- yang diperkirakan mencapai dua triliun ton "bukan harta warisan namun peninggalan untuk anak cucu".
"Almarhum Yunus Rasyid sudah menyatakan bahwa potensi batubara itu jangan dulu digarap sampai kita punya teknologi ramah lingkungan serta hasilnya benar-benar memiliki kontribusi besar untuk daerah," katanya.
Upaya yang bisa dilakukan Pemkot untuk sementara ini, kata dia menambahkan, yakni dengan mengajak perusahaan batubara yang sudah memiliki izin itu sama-sama menjalankan berbagai program penyelamatan lingkungan tanpa harus menghentikan kegiatan mereka secara sepihak.
"Kawasan yang perlu mendapat perhatian serius adalah daerah aliran sungai (DAS) Sungai Karang Mumus karena kerusakan di daerah itu bisa menimbulkan dampak lingkungan yang besar, antara lain banjir yang kini kerap melanda Samarinda," katanya.
Paling Parah
Hutan di DAS Karang Mumus diperkirakan hanya tinggal 0,8 persen dari luas kawasan itu sehingga menjadi daerah aliran sungai terparah ketimbang daerah lain di Kaltim.
Selain kehadiran sejumlah perusahaan batubara di DAS Karang Mumus, kawasan itu juga menjadi tempat bermukim 241.996 orang Samarinda dengan berbagai profesi.
Sungai Karang Mumus sepanjang 20 Km menjadi sumber air pertanian di Lempake, lumbung padi serta membelah kota berpenduduk 700.000 jiwa itu.
"Luas hutan tinggal 0,8 persen, padahal luas hutan dalam suatu DAS idealnya 30 persen sehingga perlu upaya rehabilitasi dan reboisasi," kata Abrianto.
Ia yakin bahwa apabila perusahaan batubara itu terus mengupas lahan di DAS Karang Mumus dan sekitar pinggiran Kota Samarinda, maka banjir kian kerap melanda kota itu.
Selama tiga bulan terakhir saja --sejak November dan Desember 2008 serta Januari 2009-- Samarinda lima kali didera banjir cukup besar menyebabkan puluhan ribu warga menjadi korban akibat rumahnya terendam air antara 30 Cm sampai satu meter.
Berdasarkan data Antara, dari 44 perusahaan batubara di Samarinda, 17 di antaranya sudah melakukan aktifitas pengupasan lahan untuk mengeksploitasi batubara di perut bumi Samarinda.
Padahal Samarinda apabila dibandingkan dengan daerah lain di Kalimantan Timur termasuk sebagai "kota mini" karena luasnya hanya 71.000 Ha sedangkan daerah lain mencapai ratusan ribu hektare.